Kamis, 06 Juni 2013

" Love Story "

" Boneka barbie ini untukmu Zahra, Aku berharap persahabatan kita akan terus abadi hingga besar nanti." Ucap Fikri sambil memberikan boneka barbie yang mengeluarkan  musik saat tombolnya ditekan.

"lucu sekali bonekanya Fik, Aku suka Fik. Aku pun punya sesuatu untukmu dan janji harus dijaga, kemanapun kau pergi bawalah ini" Pinta Zahra sambil memberikan bingkisan sederhana yang berisikan Al-qur'an.

"Zahra, janji ya. Kau akan kembali lagi setelah Kamu menyelesaikan pendidikanmu" 

"iya Fik, Aku janji. Yang terpenting kamu juga mau berjanji bahwa kamu akan menjaga jalinan persahabatan diantara kita, hingga Aku kembali lagi kesini menemuimu." ungkap Zahra sambil memberikan tangan untuk bersalaman yang terakhir kalinya.

Keduanya saling mengikat janji demi persahabatan yang tulus dilandasi karena kasih sayang diantara keduanya. Zahra si gadis mungil tujuh tahunan berparas cantik, berkulit putih sawo matang, pintar dan murah senyum pada siapapun, kini harus mengikuti ayahnya untuk pindah ke Malaysia untuk melanjutkan pendidikannya disana bersama sang ayah.

Zahra hidup sehari-harinya di Jogjakarta tanpa ibunda tercinta. Karena sang ibu pergi meninggalkannya lebih awal saat dia berusia dua tahun. Kesehariannya Zahra sebelum berangkat ke Malaysia adalah sekolah di Salah satu SD negeri di Yogyakara, sepualang dari sekolah dia bermain dan belajar bersama sahabat karibnya Fikri. Karena sang ayah adalah pengusaha, makanya hampir semua waktu ayahnya tersita untuk perusahaan dan pekerjaan.

Fikri dan Zahra berbeda usia setahun, Fikri lebih tua setahun saat itu dengan Zahra. Fikri delapan tahun sedangkan Zahra tujuh tahun. Fikri laki-laki tampan, pintar, baik hati dan mudah bergaul dengan siapapun. Fikri terlahir dari keluarga yang sederhana, namun penuh cinta dan kasih sayang.
Tak heran Zahra sering menghabiskan waktunya bersama keluarga Fikri.

Kini Zahra kecil tidak ada lagi, Zahra pergi mengikuti ayahnya ke Malaysia untuk selama-lamanya. Saat itu Zahra sebenarnya enggan mengikuti pak Dodi ayahnya untuk pindah ke Malaysia, hanya saja Ayah memaksa, agar Zahra dapat menjauh dari keluarga Fikri dan juga Fikri.
Pak Dodi sangat tidak menyukai Fikri karena kondisi keluarga Fikri yang sederhana. Dikhawatirkan itu akan memberikan pengaruh buruk untuk perkembangan Zahra.

"Ayah, Zahra mohon, sebelum kaki ini melangkah untuk tinggalkan Jogja, tolong izinkan Zahra pamit sama Bu'e. Zahra kangen bu'e, bu'e sudah seperti ibu Zahra yah! boleh ya Ayah, untuk Zahra ucapkan selamat tinggal" Ucap Zahra sambil memohon di kaki ayahnya.

"Hei,,, anak kecil!!! jangan kamu minta sesuatu yang tidak masuk akal. Sudahlah, sekarang saatnya masuk ke dalam mobil. Kita harus menuju airport, karena satu jam lagi pesawat akan berangkat." bentak pak Dodi.

Sepanjang perjalanan menuju airport, Zahra hanya bisa menangis rindukan semua kenangan tentang persahabatan dan persaudaraan yang dia lalui selama tujuh tahun hidup di Jogjakarta.
Setibanya di Bandara Adi sucipto, Zahra dan pak Dodi langsung menuju ruang tunggu. 

30 menit kemudian para penumpang dipersilahkan masuk menuju pesawat untuk keberangkatan ke Malaysia. Satu per satu tangga dilewati Zahra sambil menoleh ke belakang dan ucapkan selamat tinggal untuk jogjakarta.
"Bu'e maafkan Zahra. Zahra pasti sangat rindukan Bu'e selamanya, Jogja Zahra janji akan kembali."

Perjalanan yang ditempuh dari Indonesia menuju Malaysia adalah kurang lebih satu jam lebih 45 menit.
Selama dalam perjalanan Zahra terus menangis sambil memandangi hadiah yang diberikan Fikri.
Tiba-tiba tak terasa pesawat sudah mendarat di Malaysia.

(Bersambung...........)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar