Kamis, 22 Agustus 2013

✿ Dahsyatnya Kekuatan Do'a ✿

Pagi itu tepatnya tanggal 27 Agustus 2012, usai sudah masa liburan di tanah kelahiranku Ternate Maluku Utara. Saatnya Aku harus bersiap-siap untuk kembali ke kota perantauan Yogyakarta. Karena hari itu Jadwal keberangkatanku jatuh pada pukul 12.30 wit, maka pada pukul 10.00 wit sebelum berangkat menuju bandara, Aku dan Ayah meyempatkan waktu 20 menit ke kantor Kecamatan untuk membuat e-KTP.
Jam tanganku kini menunjukkan pukul 10.45 wit, waktunya aku dan keluarga menuju bandara Sultan Babulah. Sebelum berangkat aku sempatkan diri untuk berpamitan dengan keluarga besarku juga tetangga. Sementara  ayah dan Ibu saat itu ikut mengantarkanku ke bandara. Waktu yang ditempuh dari rumah ke bandara sekitar 45 menit.
    Setibanya di bandara, aku, ayah dan ibu memutuskan untuk makan di salah satu rumah makan yang ada di bandara. Sembari makan, tidak lupa ayahku menjelaskan cara-cara melapor sebagai penumpang transit dan prosedur pindah pesawat jika nanti akan transit di Makassar. Maklum ini pertama kali aku naik pesawat karena sebelum-sebelumnya jika pulang kampung, aku memilih untuk naik kapal agar lebih menikmati pemandangan.
Saat itu harus ikhlas dan beranikan diri kembali ke Yogyakarta sendirian. Ayah masih harus mengikuti acara perpisahan di sekolahnya, sementara ibu sudah selesai masa liburannya juga, sehingga ibu harus kembali aktif mengajar di sekolah.
 “Hati-hati ya kak, berdo’a dulu sebelum berangkat. Semoga tiba di Jogja dengan selamat. Salam adik-adik ya kak jika sudah tiba di Jogja.”  pesan Ayah dan Ibuku.
Aku saat itu hanya bisa menganggukan kepala sebagai tanda Aku merespon apa yang mereka sampaikan. Aku lalu menuju ruang tunggu, langkah demi langkah telah berlalu. Aku tidak dapat membendung air mataku. Jujur aku masih rindu ingin bersama Ibu dan Ayah, Aku masih ingin mengabdikan diri pada keduanya.
Setelah membayar di airport tax, Aku lalu duduk dan menunggu pesawat yang belum kunjung datang. Saat itu, Aku bagai orang asing di kotaku sendiri. Tiada satupun yang aku kenal, tiba-tiba aku mulai cemas dan khawatir. Aku mulai membayangkan bagaimana jika aku salah transit nanti di Makassar, bagaimana jika aku kenapa-kenapa dalam perjalanan dan bagaimana jadinya jika aku tersesat saat transit.
 Masih jelas dalam ingatanku saat itu karena rasa khawatir sudah benar-benar menguasai diriku, aku mencoba memejamkan mataku beberapa detik sambil berdo’a pada Allah dalam hatiku. “ya Allah, Aku hamba-Mu. Berilah Aku teman sepanjang perjalananku dan mudah-mudahan dia perempuan, agar bisa menjadi teman ngobroluntukku.”
Ketika Aku membuka mata perlahan, tiba-tiba ada salah seorang ibu dengan putranya yang berusia sekitar 11 tahun yang duduk disampingku. Aku terkejut, Ku beranikan diri bertanya
“Maaf yah ummi, ummi mau kemana kalau boleh saya tahu?”
“Saya mau ke Suarabaya ukhti. ukhti sendiri mau kemana ukhti kalau boleh kami ketahui? Tanya ibu itu padaku”
“Saya mau ke Yogyakarta ummi, kebetulan pas liburan saya mudik lebaran disini. Namun saat ini masa liburan sudah berakhir, saatnya saya harus balik ke Yogyakarta.  Maaf yah, ummi naik pesawat apa?” Tanyaku pada ibu tersebut.
“Saya  naiknya pesawat express air ukhti. Ukhti sendiri naik pesawat apa?”
Aku benar-benar terkejut saat mendengar nama pesawat Express disebutnya. Aku lalu menarik nafas panjang dan mengucap syukur dalam hati atas dikabulkannya do’a ku. Keasyikkan Aku dengan hal itu sampai lupa menjawab pertanyaan dari ibu ini.
“Ukhti, dengar ummi kan? ummi tanya ukhti naik pesawat apa?” tanya ibu itu yang kedua kalinya.
“Eh iya, maaf umm. Saya lagi mikirin hal lain, makanya jadi melamun dan tidak merespon pertanyaan ummi. Hehe… , Saya naik Express juga umm. Alhamdulillah.. “ ucapku sambil mengusapkan kedua tangan di wajahku.
Ya Allah, Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya Ku ucapkan rasa syukur pada-Mu. Berulang-ulang kali Lafadzh pujian pada-Mu Ku lantunkan.
“Maaf ukhti, ukhti nomor kursinya berapa ya?” tanya ibu itu.
“Saya nomor 13 umm, ummi berapa?
“Wah, subhanallah ukhti. Allah memang baik. Kita duduknya bersebelahan ukhti. Ummi 12 dan anak ummi si Abdurrahman nomor kursinya 11. Alhamdulillah ukhti.
“Hah???? Iyakah umm? Benarkah begitu? Subhanallah,, Alhamdulillah. Ucapku Sambil meneteskan air mata kebahagiaan.

Ya Allah,, dan sekali lagi ku katakana “Dan Nikmat Tuhanmu yang manakah Yang kamu dustakan”  sungguh, aku lemah dihadapan-Mu ya Rabbi. Aku tak menyangka jika do’aku akan begitu mudahnya terkabulkan. Tapi ini nyata didepanku, Engkau kirimkan Aku teman perjalanan, walau mungkin tujuan kami berbeda. Tapi setidaknya aku bisa bersamanya sepanjang perjalanan Ternate hingga Surabaya.
Pesawat yang kami tunggu-tunggu kini telah datang, beberapa menit kemudian diumumkan kalau semua penumpang pesawat Express air dipersilahkan menuju ke pintu keluar untuk naik  ke dalam pesawat. Setibanya di dalam pesawat kami pun dipersilahkan duduk sesuai nomor kursi yang tertera dalam boarding pass. aku berdampingan dengan Ummi Abdurrahman dan juga Abdurrahman si Bocah kecil 11 tahun itu.
Kurang lebih satu jam 45 menit waktu tempuh Ternate menuju Makassar. Setibanya di Makassar, kami lalu melapor di bagian pengurusan penumpang transit. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali, dan saat itu juga aku duduknya sudah terpisah dari mereka. Aku paling belakang berdekatan dengan ekor pesawat. Kurang lebih waktu yang diperlukan untuk tiba di Surabaya sekitar satu jam lebih. Saat pesawat mendarat di Surabaya, aku pun tak lagi berjumpa dengan Ummi Abdurrahman dan juga anaknya. Mereka juga mungkin sudah turun. Sementara Aku masih harus melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta.

Alhamdulillah  walau demikian, rasa syukurku pada-Nya tak bisa ku ungkap dengan kata-kata lagi. Aku terlalu bahagia dan bersyukur karena Allah Ta’ala benar-benar dekat denganku, sehingga apa yang ku pinta segera dikabulkan. Sementara diriku terkadang masih suka lalai, dan menunda-nunda dalam mengerjakan perintah-NYa.

Ya Rabbi,,, Maafkan Aku. Sungguh maha dahsyat do’a-do’a itu. Yang ku minta sederhana, namun bukti Engkau kabulkan do’aku membuatku yakin bahwa Kau tidak pernah menjauh dariku, hanya saja sering aku hamba-Mu menjauh dari-Mu.  Memang benar jika meminta atau menginginkan sesuatu maka berdo’alah hanya Pada-Mu karena Engkaulah Yang Maha mengabulkan do’a setiap hamba-hamba-Mu.


“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186). 

Express air @bandara Sultan Babulah Ternate

Maha Besar Engkau Ya Allah :) 


                                                                                                                             

                                (Oleh: Husna Syifa Ubaidillah, Kembali ditulis di Yogyakarta, 17 Juli 2013)


1 komentar: