Pagi itu tepatnya tanggal 27 Agustus 2012, usai sudah masa
liburan di tanah kelahiranku Ternate Maluku Utara. Saatnya Aku harus
bersiap-siap untuk kembali ke kota perantauan Yogyakarta. Karena hari itu
Jadwal keberangkatanku jatuh pada pukul 12.30 wit, maka pada pukul 10.00 wit
sebelum berangkat menuju bandara, Aku dan Ayah meyempatkan waktu 20 menit ke
kantor Kecamatan untuk membuat e-KTP.
Jam tanganku kini menunjukkan pukul 10.45 wit, waktunya aku
dan keluarga menuju bandara Sultan Babulah. Sebelum berangkat aku sempatkan
diri untuk berpamitan dengan keluarga besarku juga tetangga. Sementara ayah dan Ibu saat itu ikut mengantarkanku ke
bandara. Waktu yang ditempuh dari rumah ke bandara sekitar 45 menit.
Saat itu harus ikhlas dan beranikan diri kembali ke
Yogyakarta sendirian. Ayah masih harus mengikuti acara perpisahan di sekolahnya,
sementara ibu sudah selesai masa liburannya juga, sehingga ibu harus kembali
aktif mengajar di sekolah.
“Hati-hati ya kak,
berdo’a dulu sebelum berangkat. Semoga tiba di Jogja dengan selamat. Salam
adik-adik ya kak jika sudah tiba di Jogja.” pesan Ayah dan Ibuku.
Aku saat itu hanya bisa menganggukan kepala sebagai tanda
Aku merespon apa yang mereka sampaikan. Aku lalu menuju ruang tunggu, langkah
demi langkah telah berlalu. Aku tidak dapat membendung air mataku. Jujur aku
masih rindu ingin bersama Ibu dan Ayah, Aku masih ingin mengabdikan diri pada
keduanya.
Setelah membayar di airport tax, Aku lalu duduk dan
menunggu pesawat yang belum kunjung datang. Saat itu, Aku bagai orang asing di
kotaku sendiri. Tiada satupun yang aku kenal, tiba-tiba aku mulai cemas dan
khawatir. Aku mulai membayangkan bagaimana jika aku salah transit nanti di
Makassar, bagaimana jika aku kenapa-kenapa dalam perjalanan dan bagaimana
jadinya jika aku tersesat saat transit.
Masih jelas dalam
ingatanku saat itu karena rasa khawatir sudah benar-benar menguasai diriku, aku
mencoba memejamkan mataku beberapa detik sambil berdo’a pada Allah dalam
hatiku. “ya Allah, Aku hamba-Mu. Berilah
Aku teman sepanjang perjalananku dan mudah-mudahan dia perempuan, agar bisa
menjadi teman ngobroluntukku.”
Ketika Aku membuka mata perlahan, tiba-tiba ada salah
seorang ibu dengan putranya yang berusia sekitar 11 tahun yang duduk
disampingku. Aku terkejut, Ku beranikan diri bertanya
“Maaf yah ummi, ummi mau kemana kalau boleh saya tahu?”
“Saya mau ke Suarabaya ukhti. ukhti sendiri mau kemana
ukhti kalau boleh kami ketahui? Tanya ibu itu padaku”
“Saya mau ke Yogyakarta ummi, kebetulan pas liburan saya
mudik lebaran disini. Namun saat ini masa liburan sudah berakhir, saatnya saya
harus balik ke Yogyakarta. Maaf yah,
ummi naik pesawat apa?” Tanyaku pada ibu tersebut.
“Saya naiknya pesawat
express air ukhti. Ukhti sendiri naik pesawat apa?”
Aku benar-benar terkejut saat mendengar nama pesawat
Express disebutnya. Aku lalu menarik nafas panjang dan mengucap syukur dalam
hati atas dikabulkannya do’a ku. Keasyikkan Aku dengan hal itu sampai lupa menjawab
pertanyaan dari ibu ini.
“Ukhti, dengar ummi kan? ummi tanya ukhti naik pesawat
apa?” tanya ibu itu yang kedua kalinya.
“Eh iya, maaf umm. Saya lagi mikirin hal lain, makanya jadi
melamun dan tidak merespon pertanyaan ummi. Hehe… , Saya naik Express juga umm.
Alhamdulillah.. “ ucapku sambil mengusapkan kedua tangan di wajahku.
Ya Allah, Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya Ku ucapkan
rasa syukur pada-Mu. Berulang-ulang kali Lafadzh pujian pada-Mu Ku lantunkan.
“Maaf ukhti, ukhti nomor kursinya berapa ya?” tanya ibu
itu.
“Saya nomor 13 umm, ummi berapa?
“Wah, subhanallah ukhti. Allah memang baik. Kita duduknya
bersebelahan ukhti. Ummi 12 dan anak ummi si Abdurrahman nomor kursinya 11.
Alhamdulillah ukhti.
“Hah???? Iyakah umm? Benarkah begitu? Subhanallah,,
Alhamdulillah. Ucapku Sambil meneteskan air mata kebahagiaan.
Ya Allah,, dan sekali lagi ku katakana “Dan
Nikmat Tuhanmu yang manakah Yang kamu dustakan” sungguh, aku lemah dihadapan-Mu ya Rabbi. Aku
tak menyangka jika do’aku akan begitu mudahnya terkabulkan. Tapi ini nyata
didepanku, Engkau kirimkan Aku teman perjalanan, walau mungkin tujuan kami
berbeda. Tapi setidaknya aku bisa bersamanya sepanjang perjalanan Ternate
hingga Surabaya.
Pesawat yang kami tunggu-tunggu kini telah datang, beberapa
menit kemudian diumumkan kalau semua penumpang pesawat Express air
dipersilahkan menuju ke pintu keluar untuk naik
ke dalam pesawat. Setibanya di dalam pesawat kami pun dipersilahkan
duduk sesuai nomor kursi yang tertera dalam boarding pass. aku berdampingan
dengan Ummi Abdurrahman dan juga Abdurrahman si Bocah kecil 11 tahun itu.
Kurang lebih satu jam 45 menit waktu tempuh Ternate menuju
Makassar. Setibanya di Makassar, kami lalu melapor di bagian pengurusan
penumpang transit. Setelah itu perjalanan dilanjutkan kembali, dan saat itu
juga aku duduknya sudah terpisah dari mereka. Aku paling belakang berdekatan
dengan ekor pesawat. Kurang lebih waktu yang diperlukan untuk tiba di Surabaya
sekitar satu jam lebih. Saat pesawat mendarat di Surabaya, aku pun tak lagi
berjumpa dengan Ummi Abdurrahman dan juga anaknya. Mereka juga mungkin sudah
turun. Sementara Aku masih harus melanjutkan perjalanan menuju Yogyakarta.
Alhamdulillah walau
demikian, rasa syukurku pada-Nya tak bisa ku ungkap dengan kata-kata lagi. Aku
terlalu bahagia dan bersyukur karena Allah Ta’ala benar-benar dekat denganku,
sehingga apa yang ku pinta segera dikabulkan. Sementara diriku terkadang masih
suka lalai, dan menunda-nunda dalam mengerjakan perintah-NYa.
Ya Rabbi,,, Maafkan Aku. Sungguh maha dahsyat do’a-do’a itu.
Yang ku minta sederhana, namun bukti Engkau kabulkan do’aku membuatku yakin
bahwa Kau tidak pernah menjauh dariku, hanya saja sering aku hamba-Mu menjauh
dari-Mu. Memang benar jika meminta atau
menginginkan sesuatu maka berdo’alah hanya Pada-Mu karena Engkaulah Yang Maha
mengabulkan do’a setiap hamba-hamba-Mu.
“Dan apabila
hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepadaKu, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintahKu) dan hendaklah
mereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah:
186).
Express air @bandara Sultan Babulah Ternate
Maha Besar Engkau Ya Allah :)
(Oleh: Husna Syifa Ubaidillah, Kembali ditulis di Yogyakarta, 17 Juli 2013)
Keren Mba Bro :p
BalasHapus