Rabu, 18 Juni 2014

"Utamakan Salam, Nak."

Hai sahabat Gopel yang tercinta, Akhirnya setelah sekian lama menghilang dari dunia blog, kini Aye hadir lagi. Haha rupanya tidak bisa lama-lama menghilang. Kali ini Aku hanya ingin curhat tentang sosok ayahku yang istimewa. ada satu kebiasaan yang menurutku tak biasa. Karena kebiasaan itu tidak lagi dilakukan orang pada umumnya.
Mau tahu??? Atau Tempe??? wkwkwkwk
Tahu ajalah ya, :) Begini ceritanya  ^____________^
                                      

                                        ************
“Assalamu’alaikum,,…monggo Pak”.
Itulah kalimat-kalimat yang sering diucapkan ayah saya ketika beliau bertemu dengan setiap orang yang dijumpainya. Kalo dipikir-pikir ayah itu tergolong pendatang baru, karena baru tinggal bersama saya dan adek-adek di rumah kontrakan sekitaran bulan september. Terhitung hingga saat ini ayah saya sudah bersama kami selama delapan bulan. Ayah di Jogja karena melanjutkan pendidikan S3 doktornya.
Setiap hari-hari saya, selalu saya habiskan bersama ayah dan adek-adek saya. Karena ibu saat ini belum bisa ikut berkumpul bersama di Yogyakarta karena masih belum diizinkan pindah tugas sementara ikut suami.
Terkadang saya, Ayah dan juga adek-adek punya waktu khusus untuk lebih menjalin kebersamaan kami. Biasanya diakhir pekan atau diawal bulan, ayah sering mengajak kami anak-anaknya untuk makan bersama di restoran (tapi yang harganya standar-standar doing lho ya!! J) atau mungkin kadang hanya warung lesehan dan terkadang sering berlibur bersama habiskan waktu liburan akhir pekan.
Saat kami pergi makan bersama, di jalan  lingkungan tempat tinggal saya, banyak bapak-bapak yang sering duduk santai berdiskusi ataupun ngobrol-ngobrol biasa. Ketika lewat depan kerumunan bapak-bapak yang sedang ngobrol-ngbrol, Ayah saya selalu tidak lupa mengucapkan salam. Walau mungkin hanya “assalamu’alaikum” atau “monggo bapak”, namun itu membuat orang-orang sekitar lalu menjadi lebih cepat akrab dengan ayah saya.
Sikap ramah ayah saya justru membuat saya bertanya-tanya, Kok ayah saya beda? Kok ayah saya ngucapin salam sama orang-orang itu? apa beliau kenal orang-orang yang disapa? Kan beliau baru. Saya memang demikian suka bingung jika ada yang menurut saya sedikit berbeda dari umumnya. Mungkin bagi orang-orang bagus, tapi saya suka parno sendiri. haha… J Maklum sering yang saya amati orang-orang justru tidak pernah lewat sambil memberikan salam, tapi lebih sering hanya dengan kata-kata “Monggo”.
Memang selama ini saya memutuskan untuk tidak bertanya kenapa setiap kali ayah saya berjumpa dengan orang selalu mereka disapa dengan salam. Karena saya sendiripun sebenarnya tahu bahwa ayah saya menjalankan yang namanya sunnah Rasulullah, dan itu juga saya pelajari dulu ketika saya duduk di bangku SD sampai di perkuliahan. Namun yang membuat saya semakin penasaran yaitu kenapa setiap kali dan setiap hari beliau berjumpa selalu disapa dengan salam. (bingung L).
Sampai suatu ketika saking penasarannya saya, akhirnya saya coba merenung apa yang telah dilakukan ayah. Rasanya yang dilakukan ayah itu baik, selalu ucapkan salam saat ketemu siapapun dan lagipula mungkin aneh bagi saya karena sikap ayah menyapa orang berbeda dari tetangga pada umumnya, namun bukankah itu bagus? Artinya ayah saya mampu memberikan contoh yang baik. Terus apa yang harus saya takutkan. Hahaha …. J (akhirnya tersadar juga saat direnungkan).
Dalam hal ini ayah rupanya tidak mau panjang lebar menjelasakan, namun lebih pada memberikan contoh secara nyata dihadapan anak-anak (bukan sombong lho ya J), namun mungkin ayah tahu bahwa sunnah memberikan salam kepada sesama muslim itu tentunya sudah pernah diajarkan guru-guru saya atau sudah sering ketika kecil selalu diajarkan ayah ibu. Jadinya saat ini ayah justru ingin memberikan contoh tanpa harus menjelaskannya.
Ya! Itulah ayah saya, dia selalu berusaha tebar kebaikan dimanapun beliau berada. Sampai-sampai dilingkungan tempat tinggal, saya kalah tenar dari ayah (gubrak!! Emang artis?) J, tapi saya akui bahwa sikap ayah yang ramah dan selalu utamakan salam ketika berjumpa membuat ayah jauh lebih cepat dikenal masyarakat, tak heran jika ayah sering jadi imam masjid dan ikut aktif di beberapa kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggal.


                      (I love you ayah, Yogyakarta, @kamar tercinta 20 Mei 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar