Hai sahabat Gopel yang tercinta, Akhirnya setelah sekian lama menghilang dari dunia blog, kini Aye hadir lagi. Haha rupanya tidak bisa lama-lama menghilang. Kali ini Aku hanya ingin curhat tentang sosok ayahku yang istimewa. ada satu kebiasaan yang menurutku tak biasa. Karena kebiasaan itu tidak lagi dilakukan orang pada umumnya.
Mau tahu??? Atau Tempe??? wkwkwkwk
Tahu ajalah ya, :) Begini ceritanya ^____________^
“Assalamu’alaikum,,…monggo
Pak”.
Itulah
kalimat-kalimat yang sering diucapkan ayah saya ketika beliau bertemu dengan
setiap orang yang dijumpainya. Kalo dipikir-pikir ayah itu tergolong pendatang
baru, karena baru tinggal bersama saya dan adek-adek di rumah kontrakan
sekitaran bulan september. Terhitung hingga saat ini ayah saya sudah bersama
kami selama delapan bulan. Ayah di Jogja karena melanjutkan pendidikan S3
doktornya.
Setiap
hari-hari saya, selalu saya habiskan bersama ayah dan adek-adek saya. Karena
ibu saat ini belum bisa ikut berkumpul bersama di Yogyakarta karena masih belum
diizinkan pindah tugas sementara ikut suami.
Terkadang
saya, Ayah dan juga adek-adek punya waktu khusus untuk lebih menjalin
kebersamaan kami. Biasanya diakhir pekan atau diawal bulan, ayah sering
mengajak kami anak-anaknya untuk makan bersama di restoran (tapi yang harganya
standar-standar doing lho ya!! J)
atau mungkin kadang hanya warung lesehan dan terkadang sering berlibur bersama
habiskan waktu liburan akhir pekan.
Saat
kami pergi makan bersama, di jalan lingkungan tempat tinggal saya, banyak
bapak-bapak yang sering duduk santai berdiskusi ataupun ngobrol-ngobrol biasa.
Ketika lewat depan kerumunan bapak-bapak yang sedang ngobrol-ngbrol, Ayah saya selalu
tidak lupa mengucapkan salam. Walau mungkin hanya “assalamu’alaikum” atau
“monggo bapak”, namun itu membuat orang-orang sekitar lalu menjadi lebih cepat
akrab dengan ayah saya.
Sikap
ramah ayah saya justru membuat saya bertanya-tanya, Kok ayah saya beda? Kok
ayah saya ngucapin salam sama orang-orang itu? apa beliau kenal orang-orang
yang disapa? Kan beliau baru. Saya memang demikian suka bingung jika ada yang
menurut saya sedikit berbeda dari umumnya. Mungkin bagi orang-orang bagus, tapi
saya suka parno sendiri. haha… J
Maklum sering yang saya amati orang-orang justru tidak pernah lewat sambil
memberikan salam, tapi lebih sering hanya dengan kata-kata “Monggo”.
Memang
selama ini saya memutuskan untuk tidak bertanya kenapa setiap kali ayah saya berjumpa
dengan orang selalu mereka disapa dengan salam. Karena saya sendiripun
sebenarnya tahu bahwa ayah saya menjalankan yang namanya sunnah Rasulullah, dan
itu juga saya pelajari dulu ketika saya duduk di bangku SD sampai di
perkuliahan. Namun yang membuat saya semakin penasaran yaitu kenapa setiap kali
dan setiap hari beliau berjumpa selalu disapa dengan salam. (bingung L).
Sampai
suatu ketika saking penasarannya saya, akhirnya saya coba merenung apa yang
telah dilakukan ayah. Rasanya yang dilakukan ayah itu baik, selalu ucapkan
salam saat ketemu siapapun dan lagipula mungkin aneh bagi saya karena sikap
ayah menyapa orang berbeda dari tetangga pada umumnya, namun bukankah itu
bagus? Artinya ayah saya mampu memberikan contoh yang baik. Terus apa yang harus
saya takutkan. Hahaha …. J
(akhirnya tersadar juga saat direnungkan).
Dalam
hal ini ayah rupanya tidak mau panjang lebar menjelasakan, namun lebih pada
memberikan contoh secara nyata dihadapan anak-anak (bukan sombong lho ya J), namun mungkin ayah tahu bahwa
sunnah memberikan salam kepada sesama muslim itu tentunya sudah pernah
diajarkan guru-guru saya atau sudah sering ketika kecil selalu diajarkan ayah
ibu. Jadinya saat ini ayah justru ingin memberikan contoh tanpa harus
menjelaskannya.
Ya!
Itulah ayah saya, dia selalu berusaha tebar kebaikan dimanapun beliau berada.
Sampai-sampai dilingkungan tempat tinggal, saya kalah tenar dari ayah (gubrak!!
Emang artis?) J,
tapi saya akui bahwa sikap ayah yang ramah dan selalu utamakan salam ketika
berjumpa membuat ayah jauh lebih cepat dikenal masyarakat, tak heran jika ayah
sering jadi imam masjid dan ikut aktif di beberapa kegiatan keagamaan di
lingkungan tempat tinggal.
(I love you ayah, Yogyakarta, @kamar
tercinta 20 Mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar