Senin, 03 Juni 2013

❤ Bu, Aku iri padamu!!! ❤

Didepan pintu rumahku, tak terasa buliran air mata haru ini tiba-tiba membasahi pipiku, apalagi melihat keteguhan dan kesungguhannya mempersembahkan cinta tertingginya Pada Allah.

Bermula ketika itu Aku sedang menutup kain gordyn dan mulai menyalakan lampu di rumahku. Karena saat itu sudah gelap, adzan pun sudah dikumandangkan, pertanda waktunya sholat maghrib. Saat itu ketika Aku akan menutup pintu rumahku, tiba-tiba terdengar bunyi  jeeerrrrrrrr..Jeeerrr. 


Untuk membayar rasa penasaranku akhirnya Ku tunggu hingga suara itu mendekat. Dan ternyata, dag..dig..dug... Jleb.jleb! Itu yang ku rasakan. Dan membuatku berdiri didepan pintu lebih lama untuk menatapnya. Subhanallah.. Sebuah kursi roda yang sedang berjalan menapaki setapak depan rumahku untuk menuju rumah Allah. 

Di atas kursi roda itu duduklah seorang  ibu lansia yang berusia kurang lebih 80 tahunan lebih sebut saja namanya bu Marisa. Saat melewati setapak depan rumahku, ketika itu beliau ditemani anak perempuannya yang bernama Bu Nuning. 
Bu Nuninglah yang sering bersama bu Marisa ketika bu Marisa memintai tolong padanya untuk ikut mengantarkan beliau ke Masjid terdekat. 

Bu Marisa adalah tetangga yang terkenal sebagai lansia yang rajin beribadah ke Masjid, bahkan sakit sekalipun beliau tetap ingin menjumpai Allah lewat do'a-doa yang dibacanya saat sholat di rumah Allah.
Saat bu Marisa masih sehat dan kuat, pergi ke masjid sudah menjadi aktivitas rutinnya, dan kini semenjak beliau sakit justru semakin semangat beliau beribadah.

Pernah suatu ketika Aku bertemu dengan bu Marisa di halaman depan rumahnya. Lantas Aku bertanya apa yang membuat ibunda begitu semangat ibadah? walau mungkin kondisi ibu tidak lagi sehat seperti dulu.
Alasannya adalah bukan karena rajin ibadah agar ingin sembuh, dan bukan untuk menunjukkan bahwa saya yang paling baik dan beriman. Melainkan menjumpai Allah dengan sholat adalah kewajiban saya sebagai seorang muslim yang akan dimintai pertanggung jawabannya.

"Jika Saya meratapi nasib saya di dunia karena sakit diujung usia ini, apakah tidak lebih pedih siksaan neraka yang tak dapat saya ketahui berapa lamanya untuk saya. Lebih baik Saya terus semangat beribadah agar barangkali ada dosa-dosa yang pernah saya lakukan tanpa disadari itu bisa diampuni nduk..!!" tuturnya sambil menepuk pelan tanganku.

Ah,,ibu! lagi-lagi membuatku terpaku mendengar kata-katamu dan sukses membuatku meneteskan air mataku. Bu, Kau yang kini tak lagi segesit seperti waktu mudamu dulu saja masih mau menyempatkan waktu menapaki setapak-setapak kecil yang gelap dngan kursi rodamu menuju rumah Allah. 
Lalu Aku??? Apa yang bisa ku banggakan dengan diriku???

Jangankan masjid, di rumahpun mungkin terkadang masih suka telat sholatnya. Dan lahir berbagai alasan yang selalu menjadi penguat. "tanggung nih, bentar lagi selesai tugasnya", atau mungkin ntarlah waktunya kan masih panjang selesaikan ini dulu dan sebagainya. 

Bu,,, Aku terharu melihat semangatmu pergi ke masjid.
Aku iri melihatmu lebih mesra dan dekat dengan-Nya! Dan bahkan sangat iri ketika kau tepat waktu mendatangi masjid walau harus bersusah payah melewati setapak berlubang di tas kursi rodamu.
Bu,, izinkan Aku menngis lebih keras dihadapan Allah untuk ikut mendoakan kebaikan untukmu. 
Malu rasanya Aku hidup berpuluh-puluh tahun namun terkadang masih suka lupa akan tanggung jawabku sebagai khalifah di muka bumi. 

Sementara ketika Aku dilahirkan di bumi yang begitu luas ini, sebagai hamba Allah sudah terikat janji, bahkan janji itu ada dalam kitab Allah. Bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata hanya untuk Allah. (QS. Al An'am: 162).
Ya!! hanya untuk Allah.
Bagaimana Aku akan membimbing beribu-ribu jiwa, sementara jiwaku sendiri belum mampu Ku membimbingnya?. 

Tiba-tiba tersadar perlahan masuk rumah dan mengunci pintu rumahku.



{Yogyakarta tercinta, banyak cerita indah yang terukir dan hadirkan pengalaman bagi setiap jiwa orang-orang yang merantau :)}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar