Minggu, 13 Mei 2012

"Mengucapkan Salam Kepada Orang Kafir"


Kemudian, yang perlu diperhatikan adalah masalah mengucapkan salam kepada orang kafir. Apabila seorang bertemu dengan orang kafir, maka tidak boleh baginya untuk mengucapkan salam kepadanya. Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang hal tersebut, sebagaimana dalam sabdanya:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِى طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ ».

(artinya) : Janganlah kalian mendahului mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nashrani, dan apabila kalian bertemu dengan mereka di jalan, maka sempitkan jalan untuk mereka. (HR. Muslim no. 5789 dari Abu Hurairah)



Lalu bagaimana jika mereka (orang kafir) yang terlebih dahulu mengucapkan salam? Kita jawab wa ‘alaikum (dan atas kalian). Hal ini berdasarkan sabda Nabi shollallahu 'alaihi wasallam:

أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ.

(artinya) : Apabila ahlul kitab (orang-orang kafir) mengucapkan salam kepada kalian, maka katakanlah wa ‘alaikum (dan atas kalian). (HR. Al Bukhari no. 6258 dan Muslim no. 5780 dari Anas Bin Malik).



Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam menjelaskan bahwa orang kafir ketika mengucapkan salam, bukan yang dimaksudkan adalah mendoakan keselamatan sebagaimana kaum muslimin. Akan tetapi, mereka menggunakan lafadz yang mirip, namun maknanya sangat bertentangan. Mereka mengucapkan assaamu ‘alaikum (yang artinya) racun (kecelakaan) atas kalian. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمُ الْيَهُودُ فَإِنَّمَا يَقُولُ أَحَدُهُمُ السَّامُ عَلَيْكَ فَقُلْ وَعَلَيْكَ.

(artinya) : Apabila orang Yahudi mengucapkan salam kepada kalian, maka sesungguhnya mereka mengatakan assaamu ‘alaik (kecelakaan atas kamu), maka jawablah wa ‘alaik (dan atasmu juga). (HR. Al Bukhari no. 6257 dari Abdullah Bin Umar)

أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ مَرَّ يَهُودِيٌّ بِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَعَلَيْكَ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَتَدْرُونَ مَا يَقُولُ : قَالَ السَّامُ عَلَيْكَ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ أَلاَ نَقْتُلُهُ قَالَ : لاََ إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ.

Anas bin Malik pernah bercerita bahwa ada seorang Yahudi melewati Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu dia mengatakan, assaamu ‘alaik (kecelakaan atasmu). Maka Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam menjawab : wa ‘alaik (dan atasmu juga). Tidakkah kalian mengetahui apa yang dia katakan? Dia mengatakan assaamu ‘alaik (kecelakaan atasmu), kata Nabi Shollallahu 'alaihi wasallam selanjutnya. Para shahabat pun mengatakan : wahai Rasulullah, tidakkah kita membunuhnya? Beliau menjawab : jangan, apabila ahlul kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka katakanlah wa ' (dan atas kalian juga). (HR. Al Bukhari no. 6926 dari Anas Bin Malik)


Kebiasaan mengucapkan salam kepada sesama kaum muslimin merupakan sifat yang terpuji. Namun dewasa ini, banyak dari kaum muslimin yang meninggalkannya. Ketika bertemu dengan sesamanya, mereka tidak mengucapkan salam. Bahkan ada sebagian mereka yang lebih menyukai ucapan selamat pagi,selamat sore, atau yang semisalnya. Padahal ini merupakan kebiasaan orang-orang kafir. Maka hendaklah kita membiasakan diri-diri kita untuk memberi salam kepada orang lain dengan salam yang sesuai dengan tuntunan syariat .


Oleh : Abu Ali Abdus Shobur hafidzahulloh

Muroja’ah : Al-Ustadz Abu Karimah Askari hafidzahulloh


(Husna Syifa Ubaidillah)
    YOGYAKARTA

✿ "Akan Ada Kemudahan" ✿



❤❤ Merengkuh asa, menata hati tuk tegar berbalut kesabaran, menjalani ketetapan-Nya semoga kelak memetik buah yang manis, karena disetiap kesulitan akan ada kemudahan ❤❤

✿✿ seperti dalam firman-Nya ✿✿

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٥]

✿Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, ✿

❤❤ HUsna Syifa Ubaidillah❤❤
             YOGYAKARTA

✿❤ "Introspeksi Diri" ✿❤


                                                Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata:

“Sesungguhnya seorang mukmin adalah penanggung jawab atas dirinya, (karenanya hendaknya ia senantiasa) mengintrospeksi diri kerena Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata.”
Adalah hisab (perhitungan amal) di Yaumul Qiyamah nanti akan terasa lebih ringan bagi suatu kaum yang (terbiasa) mengintrospeksi diri mereka selama masih di dunia, dan sungguh hisab tersebut akan menjadi perkara yang sangat memberatkan bagi kaum yang menjadikan masalah ini sebagai sesuatu yang tidak diperhitungkan .”

“Sesungguhnya seorang mukmin (apabila) dikejutkan oleh sesuatu yang dikaguminya maka dia pun berbisik: ‘Demi Allah, sungguh aku benar-benar sangat menginginkanmu, dan sungguh kamulah yang sangat aku butuhkan. Akan tetapi demi Allah, tiada (alasan syar’i) yang dapat menyampaikanku kepadamu, maka menjauhlah dariku sejauh-jauhnya. Ada yang menghalangi antara aku denganmu’.”

“Dan (jika) tanpa sengaja dia melakukan sesuatu yang melampaui batas, segera dia kembalikan pada dirinya sendiri sembari berucap: ‘Apa yang aku maukan dengan ini semua, ada apa denganku dan dengan ini? Demi Allah, tidak ada udzur (alasan) bagiku untuk melakukannya, dan demi Allah aku tidak akan mengulangi lagi selama-lamanya, insya Allah’.”

“Sesungguhnya seorang mukmin adalah suatu kaum yang berpegang erat kepada Al Qur`an dan memaksa amalan-amalannya agar sesuai dengan Al Qur`an serta berpaling dari (hal-hal) yang dapat membinasakan diri mereka.”

“Sesungguhnya seorang mukmin di dunia ini bagaikan tawanan yang (selalu) berusaha untuk terlepas dari perbudakan. Dia tidak pernah merasa aman dari sesuatupun hingga dia menghadap Allah, karena dia mengetahui bahwa dirinya akan dimintai pertanggungjawaban atas semua itu.”

“Seorang hamba akan senantiasa dalam kebaikan selama dia memiliki penasehat dari dalam dirinya sendiri. Dan mengintrospeksi diri merupakan perkara yang paling diutamakan.”

(Mawa’izh Lil Imam Al-Hasan Al-Bashri, hal. 39, 40, 41)

Kategori: Majalah AsySyariah Edisi 015

(ditulis oleh: Al-Ustadz Zainul Arifin)

✿❤•.¸✿❤•.¸✿❤•.¸¸.••..ƸӜƷ.¸.••..ƸӜƷ.¸.••..ƸӜƷ.¸.••..ƸӜƷ

"Manfaat dan Keutamaan Istighfar"


Berikut beberapa penjelasan manfaat yang akan diraih oleh hamba dengan beristighfar.

❤❤ Pertama: Istighfar Adalah Sebab Pengampunan Dosa ❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ.

“Dan orang-orang yang, apabila berbuat keji atau menganiaya diri sendiri, mengingat Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Siapa lagi yang dapat mengampuni dosa, kecuali Allah? Mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” [Ali ‘Imran: 135]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا.

“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, (tetapi) kemudian memohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [An-Nisa`: 110]

❤❤ Kedua: Meluaskan Rezeki Seorang Hamba ❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan seruan Nabi Nuh ‘alaihis salam kepada kaumnya,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا.

“Maka saya berkata (kepada mereka), ‘Mohonlah ampunan kepada Rabb kalian (karena) sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit atas kalian. Dan Dia akan melipatkangandakan harta dan anak-anak kalian, mengadakan kebun-kebun atas kalian, serta mengadakan sungai-sungai untuk kalian.” [Nuh: 10-12]

Ayat di atas menunujukkan bahwa istighfar adalah sebab turunnya rezeki dari langit, dilapangkannya harta dan keturunan, serta dibukakannya berbagai kebaikan untuk hamba sehingga, terhadap masalah apapun yang dihadapi oleh seorang hamba, jalan keluar akan dihamparkan untuknya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar menyebut sebuah atsar dari Al-Hasan Al-Bashry bahwa ada empat orang yang datang secara terpisah kepada beliau. Mereka mengeluh akan masa paceklik, kefakiran, kekeringan kebun, dan tidak mempunyai anak. Namun, terhadap semua keluhan tersebut, beliau hanya menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah,” lalu membacakan ayat di atas.[1]

❤❤ Ketiga: Menghindarkan Hamba dari Siksa Allah dan Musibah ❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ.

“Dan Allah tidak akan menyiksa mereka sedang mereka dalam keadaan beristighfar.” [Al-Anfal: 33]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pula menjelaskan sebab terselamatkannya Nabi Yunus ‘alaihis salam,

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ. لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ.

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk sebagai orang-orang yang banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari kebangkitan.” [Ash-Shaffat: 143-144]

Pada ayat lain, Allah Jalla Jalaluhu menjelaskan bentuk tasbih Nabi Yunus ‘alaihis salam yang merupakan salah satu makna istighfar, yaitu dalam firman-Nya,

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ.

“Tiada sembahan (yang hak), kecuali Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya termasuk ke dalam golongan orang-orang zhalim.” [Al-Anbiya`: 87]

❤❤ Keempat: Istighfar Adalah Sebab yang Mendatangkan Rahmat ❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.

“Hendaklah kalian memohon ampunan kepada Allah agar kalian dirahmati.” [An-Naml: 46]

Perhatikanlah jaminan Allah tersebut! Allah senantiasa merahmati seseorang yang senantiasa beristighfar.

❤❤Kelima: Salah Satu Sumber Tambahan Kekuatan dan Kejayaan adalah Istighfar❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan ucapan Nabi Hud ‘alaihis salam kepada kaumnya sebagaimana dalam firman-Nya,

وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ.

“Wahai kaumku, beristighfarlah kepada Rabb kalian lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atas kalian dan menambahkan kekuatan kepada kekuatan kalian, serta janganlah kalian berpaling dengan berbuat dosa.” [Hud: 52]

❤❤ Keenam: Istighfar Adalah Salah Satu Hal yang Melapangkan Dada Seorang Hamba ❤❤

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Sesungguhnya, kadang terdapat sesuatu yang melekat pada hatiku maka saya pun beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari.” [2]

❤❤ Ketujuh: Wajah Orang yang Beristighfar Dijadikan Berseri dan Berbahagia oleh Allah pada Hari Pertemuan dengan-Nya ❤❤

Telah shahih bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ تَسُرَّهُ صَحِيْفَتُهُ ، فَلْيُكْثِرْ فِيْهَا مِنَ الْاِسْتِغْفَارِ

“Barangsiapa yang ingin bahagia dengan catatan amalnya (pada hari kiamat), hendaklah ia beristighfar kepada Allah.” [3]

Telah shahih pula bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

طُوبَى لِمَنْ وَجَدَ فِي صَحِيفَتِهِ اسْتِغْفَارًا كَثِيرًا

“Sangat beruntunglah orang yang menemukan bahwa pada catatan amalnya terdapat banyak istighfar.” [4]

❤❤ Kedelapan: Membersihkan Noda Hitam dari Hati Seorang Hamba ❤❤

Jika seorang hamba melakukan kesalahan, suatu noda hitam akan tertitik pada hati seorang hamba. Jika hamba beristighfar, dihapuslah noda itu dan hatinya kembali bersih. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَاكَ الرَّيْنُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ عزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.

“Jika seseorang melakukan sebuah dosa, dititiklah satu titik hitam pada hatinya. Jika dia bertaubat, berhenti (melakukan dosa), lalu beristighfar, hatinya akan kembali bersih. Jika dia mengulangi dosanya, ditambahkanlah titik hitam sampai menutupi hatinya, dan jika hatinya sudah tertutup, itulah ar-rain ‘penutup hati’ yang Allah ‘Azza wa Jalla sebutkan dalam Al-Qur`an, ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya sesuatu yang selalu mereka usahakan itu menjadi ar-rain terhadap hati-hati mereka.’ [Al-Muthaffifin: 14].” [5]

❤❤ Kesembilan: Istighfar Adalah Salah Satu Bekal bagi Seseorang yang Berdakwah di Jalan Allah ❤❤

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ.

“Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, serta beristighfarlah terhadap dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabb-mu pada petang dan pagi.” [Ghafir: 55]

❤❤ Kesepuluh: Sebab Terkabulkannya Doa adalah Istighfar ❤❤

Nabi Shalih ‘alaihis salam berkata kepada kaumnya sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ.

“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sembahan (yang hak) bagi kalian, kecuali Dia. Dia telah menciptakan kalian dari bumi (tanah) dan menjadikan kalian sebagai pemakmur (bumi) itu maka beristighfarlah kepada-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabb-ku amatlah dekat lagi mengabulkan (doa hamba-Nya).” [Hud: 61]

❤❤ Kesebelas: dengan Istighfar, Seorang Hamba Akan Semakin Mengagungkan dan Membesarkan Rabb-Nya ❤❤

Telah berlalu penjelasan keagungan istighfar karena digandengkan dengan tauhid dalam sejumlah ayat, juga telah berlalu penyebutan nama-nama dan sifat pengampunan Allah. Tidak diragukan bahwa dua makna tersebut sangatlah menanamkan pengagungan dan pembesaran dalam hati seorang hamba kepada Rabb-nya.

✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..

[1] Demikian makna kisah yang disebut dalam Fathul Bary 11/98.

[2] Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Al-Agharr Al-Muzany radhiyallahu ‘anhu.

[3] Diriwayatkan oleh Ath-Thabarany, dalam Al-Ausath, dan Dhiya` Al-Maqdasy dari Zubair bin Al-‘Awwam radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 2299.

[4] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan selainnya dari Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’.

[5] Diriwayatkan oleh Ahmad, At-Tirmidzy, An-Nasa`iy, Ibnu Majah, dan selainnya dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Dihasankan oleh Al-Albany dalam Shahih Al-Jami’ dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad.

✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..•.¸✿❤•.¸••..

SUMBER : http://dzulqarnain.net/beberapa-manfaat-dan-keutamaan-istighfar.html

Teruntuk ummu sahlah, ummahat yg sering memotivasi ana dan kawan-kawan dalam kebaikan, jazaakillahu khairaan umm,
Baarokallahu fiyk

*Husna Syifa Ubaidillah*

Senin, 07 Mei 2012

"AKU WANITA YANG DIMADU"

                                  

  Seorang wanita datang ke toko ana untuk mencari buku seputar permasalahan poligami menurut syar’i. Setelah ana tunjukkan buku yang dimaksud, maka wanita itu pun mencurahkan isi hatinya ke ana.

Dia mengatakan bahwa belum lama ini suaminya menikah lagi dengan wanita lain. Namun yang tidak disukainya adalah, ketika suaminya ingin menikah, maka suaminya mencari-cari kesalahan dan kekurangan yang ada pada istrinya, untuk dijadikan alasan dan pembenaran agar suaminya bisa menikah lagi dengan wanita lain.

Padahal kesalahan dan kekurangan yang ada pada istrinya itu masih tergolong biasa dan bisa dimaafkan, bahkan sejak dulu memang seperti itu. Namun ketika suaminya memiliki niat untuk menikah lagi, maka barulah kesalahan dan kekurangan istrinya ditampakkan seolah-olah sesuatu yang sangat besar dan fatal, bahkan dijadikan alasan oleh suaminya supaya dia bisa menikah lagi dan orang-orang tidak beranggapan negatif ke suaminya, bahkan sebaliknya orang-orang yang malah beramsumsi negatif kepada istri pertamanya.

Inilah kecurangan yang ada pada suaminya, dia (suaminya) berbuat seolah-olah kesalahan bukan pada dirinya, melainkan pada istrinya, sehingga dia menikah lagi dengan alasan istri pertamanya ‘tidak baik’. Dan jika dia tidak berbuat seperti itu (kecurangan), maka orang-orang akan menyalahkan dia (suaminya) karena menikah lagi, dan orang-orang akan membela istri pertamanya, karena di daerah kami, poligami (menikah lagi) masih dianggap aib.

Wanita itu juga mengatakan ke ana, seandainya suaminya menikah lagi dengan alasan ingin mengamalkan sunnah dan bisa berbuat adil, dan bukan karena kesalahan-kesalahan atau kekurangan yang ada pada diri istrinya, maka wanita itu sangat meridhai bahkan mendukung niat baik suaminya itu.

Jika diawal poligaminya saja sang suami sudah tidak mampu berbuat adil dan bermain curang, maka apalagi yang selanjutnya?

===================

Jika shalat, puasa, haji, sedekah, dan amalan-amalan lainnya membutuhkan ilmu terlebih dahulu, begitu juga hal nya dengan poligami, lebih sangat membutuhkan ilmu juga.

Ilmu bagaimana berbuat adil terhadap istri-istrinya, sampai dalam nafkah, jadwal/waktu, mendidik/mengajar, bercanda, bermain, berjima sampai masalah adil dalam berciuman.

Selain itu juga adil dalam tanggung jawab kepada istri-istrinya serta anak-anaknya, bagaimana nantinya dia harus mampu menafkahi istri-istrinya seumur hidupnya baik materi dan non materi, memberikan pakaian, tempat tinggal, bersedekah kepada keluarganya (orangtua sang istri serta saudara-saudaranya). Bertanggung jawab juga kepada anak-anak dari istri-istrinya itu seumur hidupnya (entah itu 2 orang anak, atau 5 orang, atau 10 orang), menafkahinya, mendidiknya, menyekolahkannya, dll.

Seseorang yang berilmu akan melihat poligami itu adalah sebuah tanggung jawab yang besar serta memiliki keutamaan yang besar pula. Sedangkan seseorang yang awwam melihat poligami itu adalah sebatas kenikmatan dalam hal jima’ semata….

Wallahu a'laam....
http://gizanherbal.wordpress.com/2012/05/07/aku-wanita-yang-dimadu/

"Mari Mendidik dari Rumah Ummi :) "

`Sekolah bagi anak – anak bukan jaminan untuk mencetak mereka menjadi anak yang sholeh – sholehah. Karena ia hanya sebatas `washilah` saja yang dapat membantu orangtua dalam menjembatani mereka. Porsi utama sebenar - benar pendidikan utama adalah di rumah mereka `ummi, madrosatul ula`.Dari ibulah anak paling banyak belajar dan mengambil contoh.`

Di rumah jugalah tempat orangtua memberi teladan
kepada anak, memberikan pendidikan budi pekerti dan agama, menanamkan aqidah dan sikap untuk jujur, hormat pada orang yang lebih tua, mencintai sesama makhluk hidup, membantu fakir miskin, dan sebagainya. Pendidikan semacam itu diberikan sejak anak bangun tidur hingga bangun tidur lagi.

Abduh Majalli berkata, “Sesungguhnya cara terbaik untuk menanamkan keimanan dan akhlak yang terpuji dalam diri anak kecil adalah dengan memberikan contoh nyata dan perilaku yang baik. Sesering apapun kita berbicara kepadanya tentang shalat –misalnya- maka tidak akan banyak berpengaruh, kecuali jika ia melihat kita (sebagai orang tua dan pendidik) senantiasa menjaga shalat lima waktu tepat pada waktunya."

_Keshalehahan orangtua sedikit banyak akan berpengaruh terhadap keshalehahan pada diri anak.

maka dari itu banyak-banyaklah kita belajar,,,,
belajar jangan terpaksa dan terburu-buru tiba saat tiba akal, melainkan belajar dengan penuh kesiapan dan penuh keikhlasan. Karena jika belajarmu mengikuti proses tiba saat tiba akal maka tidak akan kau dapatkan banyak ILMU, umpama Air jika diisi ke dalam botol secara terburu-buru saat akan berpergian maka sejatinya botol itu tidak akan penuh seperti yang diharapkan. Namun jika jauh-jauh hari botol itu diisi air dengan perlahan dan dengan penuh kesiapan maka BOTOL itu akan penuh tanpa harus menumpahkan air yang berakibat pada kemubadziran...
Itulah cara menuntut ILMU..

siapkan diri, jauh-jauh hari berusaha untuk mengambil ILMU sebanyak-banyaknya, agar kelak tidak salah arah hingga tiba di proses pertanggungjawaban nanti ..

baarakallahu fiykum

Minggu, 06 Mei 2012

"Poster-Poster Islami"





"Itulah Sahabat"

sahabat adalah sesuatu yang sangat berharga dalm hidup semua manusia.Bayangkan jika hidup seseorang tanpa sahabat ,pazti semuanya tak ada gunanya................!!!!!!!!
mungkin seorang pacar bisa selingkuh tapi semoga sahabat tidak ,jika seorang pacar bisa berpaling semoga sahabat tidak,jika pacar bisa di putusin semoga sahabat tidak.
sahabat sejati bukan berarti harus seorang teman .
,sahabat sejati bisa juga diri kita sendiri.sahabat sejati adalah seseorang yang dapat munemani kita dalam susah maupun senang ................!
pesan dari Q mencari sahabat lebih mudah daripada mempertahankannya.....!!!!!!!!

☆ "Indahnya masa itu sahabat " ☆

Entah harus ku mulai darimana cerita ini, rasa haru dan rindu yang menggetarkan hati semakin membuncah.
Melihat beberapa tahun ke belakang, entah awal ceritanya bagaimana hingga persahabatan ini tercipta.

Cerita itu bermula dari aku (unung) sapaanku di rumah, Nursilawati atau yang biasa disapa ILa, dan seorang laki-laki tampan yang usianya terpaut 5 tahun lebih tua dengan ku dan ila, dialah Kak Dedi.
Kala itu aku dan ila masih duduk dibangku Sekolah Menengah Atas (SMA) sementara Kak Dedi waktu itu masih berstatus Mahasiswa di salah satu PTS yang ada di Ternate MALUT.
Hari demi hari kami lalui bersama, terkadang tawa canda begitu mewarnai hari-hari kami.

Aku, ila dan kak Dedi adalah tetangga di perumahan Asri Belhim, (hahahaha Gayanya perum Asri, pdhal Perum Belakang himo-himo duank ^_^ wwkwkwkwk ). jaraka rumah antara aku dan Ila lebih dekat sekitar 2 rumah setelah rumahku disitulah rumah ila. namun jarak rumahku dan ila dengan kak Dedi agak sedikit jauh, sekitar 6 rumah setelah rumahku.
 
Masih teringat jelas dibenakku kala itu aku dan Ila sudah menyelesaikan tugas-tugas rumah kami masing-masing, kebetulan jam dinding masih menunjukkan pukul 16.30 WIT sehingga masih ada waktu jika jalan-jalan ke rumahnya kak Dedi.  Aku dan ila melangkahkan kaki menuju rumah kak Dedi, setibanya disana langsung buat keramaian dengan saling ledek-ledekan, saling bercanda dan tertawa bersama kak Dedi dan kelurga besarnya, terlebih lagi bercanda pula dengan ayahnya kak Dedi yakni sering kami sapa dengan sebutan Om Nur.

Oh iya teman, tahukah kamu seperti apa om nur itu?????

hihi Om Nur tuh orangnya gak tinggi-tinggi amat kok, (hmmmmmmmmmm sekitar tinggi normalnya para laki-lakilah pokoknya), jika pertama melihat orangnya pasti kalian akan punya kesan bahwa orangnya galak,  cuek dan pendiam. hahahahaha ^_^
eitttttttttttttttttssssssssssssssss, tapi tunggu dulu, setelah beberapa kali ketemu pasti akan berubah penilaianmu tentang om Nur itu. beliau orangnya gokiiiiiiiiiiiiiiiil abiiiiiiiiiiiiiiiisssssssssss, suka bercanda pula, dan suka jailin aku dan ila juga ^_^.
wkwkwkwkwk

hadeeeeeeeeeeeeeeeehhhhhhhh kok malah jadi bahas Om Nur sih????
hehehe Mari kembali ke judul cerita....

Nah waktu itu, selama berada di rumah kak Dedi, aku dan ila benar-benar menikmati hari-hari itu. Hingga waktu menunjukkan pukul 17.45 WIT aku dan Ila pamit pulang karena harus mempersiapkan diri untuk sholat Maghrib.

hari berganti minggu, bahkan minggu berganti tahun dan bulan tibalah di penghujung kisah persahabatan kami.
aku harus pergi ke Yogyakarta demi meraih impianku yang sudah ku tata dengan rapi didalam memoriku.
setahun kemudian Ila juga harus pergi menuju Makassar untuk kuliah kebidanan, dan disana yah di Ternate tinggallah Kak Dedi seorang diri (hohohoho gk sendiri dink, lha wong dah sm keluarga dan SMS calonnya yang senantiasa menemani) hahahaha.....peace ya kakak'ku :)
Yang pasti kini tinggal dia seorang dan gak bisa jail lagi padaku dan Ila. paling hanya bisa jail pada adek-adeknya dan juga calonnya mungkin ^_^ (mungkin gk yah ???? ) hahahaha

Entah mengapa persahabatan dan persaudaraan diantara kami begitu dekat. bagiku dan Ila, kak Dedi dan keluarganya adlah keluarga kami juga. begitu pula sebaliknya.

Hingga saat ini walau kami terpisah jarak yang begitu jauh antara lautan dan lapisan-lapisan Kota dan Propinsi, tapi komunikasi diantara kami tetap ada. terkadang aku dan Ila manfaatkan peluang yang diberikan Telkomsel, (eng...ing... eng.... hahaha siapa lagi kalau bukan  Mr. TM alias Talk Mania) hahahayyyy.....
awalnya Ila daftar TM dan menelponku lalu dikonferensi ke kak Dedi, kadang juga aku daftar TM dan konferensi ke Ila dan Kak Dedi.
hmmmmmmmm kalo kak Dedi daftar TM itu gak mungkin kawan, karena di Ternate gak bisa daftar TM, jadi sebagai sahabat yang baik dan juga adek-adek yang baik maka aku dan Ila yang berinisiatif menelponnya juga menelpon adeknya yang bernama Kak Ulfa.
hahahaha ..... ^_^

"Kemesraan ini janganlah cepat berlalu, kemesraan ini inginku kenang selalu,,,,,
hatiku damai jiwaku tenteram disampingmu, hatiku damai jiwaku tenteram kepadamu..."


itulah sepenggal syair yang baru saja sore tadi diperdengarkan kak Dedi untukku dan Ila. yah karena tadi sore baru saja kami telpon-telponan. hihi :)
seruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu dan gokiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiil abiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiizzzzzzzzzzz :)

capek juga nih aku ngetiknya... hahaha
udah dulu kali yah,,, :)

lain kali tak sambung lagi ^^^^^^

oke kawan, sampai jumpa dikisah berikutnya.

☆Yogyakarta, 6 Mei 2012.☆ 

☆ (Husna Syifa Ubaidillah)☆